Jumat, 16 Juni 2017

Perekonomian Jangka Pendek dan Panjang Serta Pertumbuhan Ekonomi


Secara umum, ilmu ekonomi berguna karena ia memberikan petunjuk-petunjuk mengenai kebijaksanaan apa yang bisa diambil untuk menanggulangi suatu permasalahan ekonomi tertentu. Ekonomi makro, sebagai satu cabang dan ilmu ekonomi, berkaitan dengan permasalahan kebijaksanaan tertentu, yaitu permasalahan kebijaksanaan makro.Tugas pengendalian makro adalah juga mengusahakan agar perekonomian bisa bekerja dan tumbuh secara seimbang, terhindar dan keadaan-keadaan yang bisa mengganggu keseimbangan umum tadi. Pengelolaan yang lebih khusus atas masing-masing sektor perekonomian bukan bagian dan tugas pengendalian makro, meskipun menjaga keseimbangan antara masing-masing sektor termasuk di dalam tugas tersebut.

 Permasalahan Ekonomi Makro

1. Secara garis besar, permasalahan   kebijaksanaan makro mencakup dua permasalahan pokok :
Masalah jangka pendek atau masalah stabilisasi. Masalah ini berkaitan dengan bagaimana “menyetir” perekonomian nasional dan bulan ke bulan, dan triwulan ke triwulan atau    dan tahun ke tahun, agar terhindar dan tiga “penyakit makro” utama yaitu :
Inflasi,
Pengangguran dan
Ketimpangan dalam neraca pembayaran.

2. Masalah jangka panjang atau masalah pertumbuhan.
 Masalah ini adalah mengenai bagaimana kita “menyetir” perekonomian kita agar ada keserasian antara pertumbuhan penduduk, pertambahan kapasitas produksi, dan tersedianya dana untuk investasi. Pada asasnya masalahnya juga berkisar pada bagaimana menghindari ketiga penyakit makro di atas, hanya perpektif waktunya adalah lebih panjang (lima tahun, sepuluh tahun, atau bahkan dua puluh lima tahun). Dalam analisa jangka pendek faktor-faktor berikut ini kita anggap tidak berubah atau tidak bisa kita ubah :
Kapasitas total dan perekonomian kita. Kegiatan investasi dalam jangka pendek, masih mungkin dilakukan, tetapi ha nya dalam arti khusus, yaitu sebagai pengeluaran investasi berupa penambahan stok barang jadi, setengah jadi atau pun barang mentah di dalam gudang para pengusaha, dan pengeluaran oleh perusahaan-perusahaan untuk pembelian barang-barang modal (mesin-mesin, konstruksi gedung-gedung dan sebagainya). Tetapi yang perlu diingat, “jangka pendek” yang kita maksud di sini adalah begitu pendek sehingga pengeluaran (pembelian) barang-barang modal tersebut beleum bias menambah kapasitas produksi dalam periodesasi tersebut. (Yaitu mesin-mesin sudah dibeli tapi belum dipasang).
Jumlah penduduk dan jurnlah angkatan kerja. Dalam suatu triwulan misalnya, jumlah-jumlah mi praktis bisa dianggap tidak berubah.
Lembaga-lembaga sosial, politik, dan ekonomi yang ada.
Selanjutnya dari segi teori, apabila kita ingin “menyetir” perekonomia kita dalam jangka pendek, kita harus melakukan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang bersifat jangka pendek pula, misalnya dengan jalan :
a.      menambah jumlah uang yang beredar,
b.      menurunkan bunga kredit bank,
c.       mengenakan pajak import,
d.      menurunkan pajak pendapatan atau pajak penjualan,
e.      menambah pengeluaran pemerintah,
f.        mengeluarkan obligasi negara dan sebagainya.

Kebijaksanaan-kebijaksanaan semacam ini mempunyai ciri umum bahwa kesemuanya bisa dilakukan tanpa harus mengubah ketiga factor tersebut di atas. Jadi seandainya kita menginginkan kenaikan produksi dalam jangka pndek, kita bisa melakukannya dengan, misalnya :
Memperlancar distribusi bahan-bahan mentah kepada para produsen,
Mendorong pcngusaha untuk mempergunakan pabrik-pabriknya secara lebih intensif (menambah giliran kerja/shift),
Memberikan kerja lembur kepada para karyawan dan sebagainya.
Kebijaksanaan-kebijaksanaan semacam mi bisa menaikkan arus produksi barang/jasa tanpa mengubah ketiga faktor di atas. Kesemuanya ini adalah kebijakilnaan-kebijaksanaan jangka pendek. Dan kebijaksanaan-kebijaksanaan semacam inilah yang sering diandalkan untuk tujuan stabilisasi.
Meskipun demikian perlu kita catat di sini bahwa dalam praktek yang berkaitan antara masalah jangka pendek dan masalah jangka panjang, adalah sangat erat, terutama bagi negara-negara sedang berkembang. Dengan lain kata, kita seringkali tidak bisa mengkotakkan secara jelas mana yang jangka pendek dan mana yang jangka panjang.
Di banyak negara-negara sedang berkembang, kita tidak bisa melakukan kebijaksanaan stabilisasi yang terlepas dan kebijaksaanaan pembangunan ekonomi (jangka panjang). Seringkali kebijaksanaa-kebijaksanaan jangka pendek yang kita sebutkan di atas, meskipun kita Iaksanakan secara setepat-tepatnyapun, tidak bisa menghilangkan secara tuntas penyakit makro, seperti inflasi dan pengangguran yang diderita oleh masyarakat dalam jangka pendek. Sebabnya adalah bahwa di negara-negara tersebut seringkali penyakit iniflasi dan pengangguran tersebut berakar pada sebab-sebab “sturuktural,” yaitu pada faktor-faktor yang hanya bisa berubah atau diubah dalam jangka panjang dan biasanya melalui pembangunan ekonomi dan social.
Secara umum, ilmu ekonomi berguna karena ia memberikan petunjuk-petunjuk mengenai kebijaksanaan apa yang bisa diambil untuk menanggulangi suatu permasalahan ekonomi tertentu. Ekonomi makro, sebagai satu cabang dan ilmu ekonomi, berkaitan dengan permasalahan kebijaksanaan tertentu, yaitu permasalahan kebijaksanaan makro.
Tugas pengendalian makro adalah juga mengusahakan agar perekonomian bisa bekerja dan tumbuh secara seimbang, terhindar dan keadaan-keadaan yang bisa mengganggu keseimbangan umum tadi. Pengelolaan yang lebih khusus atas masing-masing sektor perekonomian bukan bagian dan tugas pengendalian makro, meskipun menjaga keseimbangan antara masing-masing sektor termasuk di dalam tugas tersebut.
Secara garis besar, permasalahan kebijaksanaan makro mencakup dua permasalahan pokok:

1. Masalah jangka pendek atau masalah stabilisasi.
Masalah ini berkaitan dengan bagaimana “menyetir” perekonomian nasional dan bulan ke bulan, dan triwulan ke triwulan atau dan tahun ke tahun, agar  terhindar dan tiga  “penyakit makro” utama yaitu :

a. Inflasi
Inflasi merupakan salah satu masalah ekonomi yang banyak dialami oleh hampir semua negara. Yang dimaksud dengan inflasi adalah suatu keadaan kecenderungan kenaikan harga-harga secara umum dan terus-menerus. Oleh sebab itu, kondisi semacam itu dianggap sebagai masalah dan tidak diperlukan kebijakan khusus untuk mengatasinya. Walaupun tidak secara otomatis menurunkan standar hidup, inflasi tetap merupakan masalah, karena dapat mengakibatkan redistribusi pendapatan di antara anggota masyarakat, dapat menyebabkan penurunan efisiensi ekonomi, dan dapat menyebabkan perubahan output dan kesempatan kerja dalam masyarakat.
Tingkat Keparahan
Inflasi Ringan berada dibawah 10% per tahun
Inflasi Sedang berada 10% - 30% per tahun
Inflasi Berat berada 30% - 100% per tahun

Penyebab Inflasi
Demand Pull Inflation. Inflasi ini disebabkan kelebihan permintaan atas barang / jasa dan sering disebut sebagai inflasi sisi permintaan.Cost-Push Inflation. Kenaikan biaya produksi
Penyebab Inflasi
Jumlah Uang Yang Beredar Dimasyarakat Administered Prices adalah harga barang dan jasa tertentu yang tingkat harganya ditentukan secara sepihak  oleh pemerintah atau BUMN Supply shock misalnya kekeringan, wabah ternak, gagal panen, harga minyak dunia dll
Cara Mengendalikan Inflasi
Kebijakan moneter adalah kebijakan yang berasal dari bang sentral dalam mengatur jumlah uang yang beredar melalui instrumen –instrumen yang dimiliki bank sentral. Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang berasal dari pemerintah dengan mempengaruhi perekonomian melalui perubahan pengeluaran dan penerimaan pemerintah.
Kebijakan lainya diantaranya : peningkatan Produksi, kebijakan upah, pengawasan harga.
2.Masalah jangka panjang atau masalah pertumbuhan.
Masalah ini adalah mengenai bagaimana kita “menyetir” perekonomian kita agar ada keserasian antara pertumbuhan penduduk, pertambahan kapasitas produksi, dan tersedianya dana untuk investasi. Perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan Jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang. Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi seringkali lebih besar dari pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan ekonomi adalah lebih lambat dari potensinya. (Sadono Sukirno, 1994;10).

Sumber Kenaikan Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi umumnya didefinisikan sebagai kenaikan GDPriil per kapita. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product, GDP) adalah nilai pasar keluaran total sebuah negara, yang merupakan nilai pasar semua barang jadi dan jasa akhir yang diproduksi selama periode waktu tertentu oleh faktor-faktor produksi yang berlokasi di dalam sebuah negara.
Kenaikan GDP dapat muncul melalui :
1. Kenaikan penawaran tenaga kerja
Penawaran tenaga kerja yang meningkat dapat menghasilkan keluaran yang lebih banyak. Jika stok modal tetap sementara tenaga kerja naik, tenaga kerja baru cenderung akan kurang produktif dibandingkan tenaga kerja lama.

2. Kenaikan modal fisik atau sumber daya manusia
Kenaikan stok modal dapat juga menaikkan keluaran, bahkan jika tidak disertai oleh kenaikan angkatan kerja. Modal fisik menaikkan baik produktivitas tenaga kerja maupun menyediakan secara langsung jasa yang bernilai. Investasi dalam modal sumber daya manusia merupakan sumber lain dari pertumbuhan ekonomi.
3. Kenaikan produktivitas
Kenaikan produktivitas masukan menunjukkan setiap unit masukan tertentu memproduksi lebih banyak keluaran. Produktivitas masukan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor termasuk perubahan teknologi, kemajuan pengetahuan lain, dan ekonomisnya skala produksi. (Case dan Fair, 1999;326).
Pada asasnya masalahnya juga berkisar pada bagaimana menghindari ketiga penyakit makro di atas, hanya perpektif waktunya adalah lebih panjang (lima tahun, sepuluh tahun, atau bahkan dua puluh lima tahun).Dalam analisa jangka pendek faktor-faktor berikut ini kita anggap tidak berubah atau tidak bisa kita ubah :
Kapasitas total dan perekonomian kita. Kegiatan investasi dalam jangka pendek, masih mungkin dilakukan, tetapi ha nya dalam arti khusus, yaitu sebagai pengeluaran investasi berupa penambahan stok barang jadi, setengah jadi atau pun barang mentah di dalam gudang para pengusaha, dan pengeluaran oleh perusahaan-perusahaan untuk pembelian barang-barang modal (mesin-mesin, konstruksi gedung-gedung dan sebagainya). Tetapi yang perlu diingat, “jangka pendek” yang kita maksud di sini adalah begitu pendek sehingga pengeluaran (pembelian) barang-barang modal tersebut beleum bias menambah kapasitas produksi dalam periodesasi tersebut. (Yaitu mesin-mesin sudah dibeli tapi belum dipasang).
Jumlah penduduk dan jurnlah angkatan kerja. Dalam suatu triwulan misalnya, jumlah-jumlah mi praktis bisa dianggap tidak berubah.
Lembaga-lembaga sosial, politik, dan ekonomi yang ada.
Selanjutnya dari segi teori, apabila kita ingin “menyetir” perekonomian kita dalam jangka pendek, kita harus melakukan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang bersifat jangka pendek pula, misalnya dengan jalan :
Menambah jumlah uang yang beredar,
Menurunkan bunga kredit bank,
Mengenakan pajak import,
Menurunkan pajak pendapatan atau pajak penjualan,
Menambah pengeluaran pemerintah,
Mengeluarkan obligasi negara dan sebagainya
Kebijaksanaan-kebinksanaan semacam ini mempunyai ciri umum bahwa kesemuanya bisa dilakukan tanpa harus mengubah ketiga factor tersebut di atas.

Jadi seandainya kita menginginkan kenaikan produksi dalam jangka pndek, kita bisa melakukannya dengan, misalnya :
Memperlancar distribusi bahan-bahan mentah kepada para produsen,
Mendorong pcngusaha untuk mempergunakan pabrik-pabriknya secara lebih intensif (menambah giliran kerja/shift),
Memberikan kerja lembur kepada para karyawan dan sebagainya.
Kebijaksanaan-kebijaksanaan semacam ini bisa menaikkan arus produksi barang/jasa tanpa mengubah ketiga faktor di atas. Kesemuanya ini adalah kebijakilnaan-kebijaksanaan jangka pendek. Dan kebijaksanaan-kebijaksanaan semacam inilah yang sering diandalkan untuk tujuan stabilisasi.
Meskipun demikian perlu kita catat di sini bahwa dalam praktek yang berkaitan antara masalah jangka pendek dan masalah jangka panjang, adalah sangat erat, terutama bagi negara-negara sedang berkembang. Dengan lain kata, kita seringkali tidak bisa mengkotakkan secara jelas mana yang jangka pendek dan mana yang jangka panjang.

Output Potensial dan Penawaran Fungsi Produksi
Output potensial adalah output maksimum yang dihasilkan ekonomi tanpa menimbulkan inflasi. Output potensial bergantung pada ketersediaan tenaga kerja dan modal dan meningkat dari waktu ke waktu seiring dengan pertumbuhan kedua sumber daya tersebut serta tingkat produktivitas.
Dua indikator yang cukup penting dan dibutuhkan untuk menilai kondisi dan kebijakan ekonomi makro adalah output potensial (potential output) dan output aktual (actual output). Output potensial merepresentasikan output maksimum yang dapat dihasilkan dalam suatu perekonomian tanpa menyebabkan peningkatan inflasi. Output potensial digunakan sebagai ukuran produksi atau kapasitas suatu perekonomian pada sisi penawaran yang dinilai berdasarkan stok modal, penggunaan tenaga kerja, dan teknologi yang tersedia. Dalam jangka panjang, output potensial ditentukan oleh utilisasi faktor-faktor produksi yang tersedia secara efisien untuk tingkat produktivitas tertentu. Namun dalam jangka pendek permintaan agregat bisa mendorong tingkat produksi melebihi output potensial jangka panjang. Kondisi ini menimbulkan tekanan ekonomi makro dalam bentuk kelebihan permintaan (excess demand) di pasar barang dan tenaga kerja, yang pada akhirnya menyebabkan naiknya inflasi. Sementara itu, output aktual yang dihasilkan dalam suatu perekonomian ditentukan oleh permintaan selama siklus bisnis dan diukur dengan PDB riil
Perbedaan output potensial dan output aktual menghasilkan kesenjangan output (output gap). Apabila output aktual lebih besar dari output potensial berarti dalam perekonomian terjadi kelebihan permintaan (excess demand). Keadaan ini seringkali dianggap sebagai sumber tekanan inflasi dan membutuhkan respon kebijakan yang tepat melalui penurunan permintaan agregat, seperti penurunan belanja pemerintah dan pengetatan kebijakan moneter. Sebaliknya apabila output aktual lebih kecil dari output potensial, berarti terjadi kelebihan kapasitas (excess capacity) dalam perekonomian, sehingga dibutuhkan kondisi moneter yang longgar dan kebijakan-kebijakan lain yang menstimulasi permintaan. Kesenjangan output (output gap) ini sekaligus mengindikasikan posisi siklus dalam perekonomian, yang dapat memberikan sinyal awal tentang tekanan inflasi.

Fungsi Produksi
Untuk mengetahui biaya produksi dan penawaran suatu barang, yang pertama kali harus diketahui adalah prinsip produksi suatu perusahaan. Prinsip produksi dalam teori ekonomi mikro dapat digunakan untuk mendapatkan besarnya ongkos serta penawarannta dan juga mendasari penentuan harga dan jumlah tenaga kerja, alokasi sumber-sumber serta distribusi produksi.
Teori produksi sebagaimana teori perilaku konsumen merupakan teori pemilihan atas berbagai alternatif yang tersedia. Dalam hal ini keputusan yang diambil oleh seorang produsen dalam menentukan pilihan atas alternatif tersebut. Produsen mencoba memaksimumkan produksi yang bisa dicapai dengan suatu kendala ongkos tertentu agar dapat dihasilkan profit (keuntungan) yang maksimum.
Teori produksi merupakan teori pemilihan atas berbagai alternatif, terutama menyangkut keputusan yang diambil oleh seorang produsen dalam menentukan pilihan atas alternatif-alternatif yang ada. Produsen berusaha dalam memaksimalkan produksi yang dapat dicapainya dengan suatu kendala biaya tertentu agar dapat dihasilkan keuntungan yang maksimal.
Faktor produksi mempunyai hubungan yang sangat erat dengan produk yang dihasilkan. Produk sebagai output (keluaran) dari proses produksi sangat tergantung dari faktor produksi sebagai input (masukan) dalam proses produksi tersebut.
Untuk memproduksi suatu barang atau jasa, perusahaan memerlukan sumber atau faktor produksi. Hal ini berarti nilai produk yang dihasilkan tersebut tergantung dari nilai faktor produksi yang dikorbankan dalam proses produksinya. Keterkaitan antara nilai produk (output) dengan nilai faktor produksi (input) dalam proses produksi itu disebut fungsi produksi.
Secara metematik hubungan antara faktor produksi dan produk itu dapat dituliskan sebagai berikut:
Q = f ( K, L, R, T )
Q = output
K = modal
L = tenaga kerja
R = kekayaan alam
T = Teknologi
Fungsi produksi yang disusun dalam persamaan matematik di atas mengandung arti bahwa barang/jasa yang dihasilkan (Q) merupakan akibat dari masukan (K, L , R , T) yang diproses. Asumsi dasar untuk menjelaskan fungsi produksi ini adalah berlakunya “The Law Diminishing Returns” yang menyatakan bahwa Apabila suatu input ditambahkan dan input - input lain tetap, maka tambahan output dari setiap tambahan satu unit input yang ditambahkan mula-mula menaik, tapi pada suatu tingkat tertentu akan menurun jika input tersebut terus ditambahkan.
Ada 3 tingkat produksi:
Tahap I         : Produksi terus bertambah dengan cepat.
Tahap II     : Pertambahan produksi total semakin lama semakin kecil.
Tahap III     : Pertambahan produksi total semakin berkurang.
Beberapa pengertian penting dalam Teori Produksi:
1.      Produk total (Total product) yaitu keseluruhan output yang dihasilkan dari hasil penggunaan sejumlah faktor produksi tertentu.
2.      Produk rata-rata (Average product) yaitu produksi yang dihasilkan oleh satu orang tenaga kerja /input variabel (AP = TP / L)
3.      Produk marjinal (marginal product) yaitu tambahan produk yang diakibatkan oleh bertambahnya seorang tenaga kerja, dan sebaliknya (TP / L)
Akumulasi Modal Dalam keadaan Stabil
Akumulasi modal (capital accumulation) terjadi apabila sebagiandari pendapatan ditabung dan diinvestasikan kembali dengan tujuan memperbesaroutput dan pendapatan di kemudian hari. Pengadaan pabrik baru, mesin-mesin,peralatan, dan bahan baku meningkatkan stock modal (capital stock) fisiksuatu negara (yakni, total nilai riil “neto” atas seluruh barangmodal produktifsecara fisik) dan hal itu jelas memungkinkan terjadinya peningkatan output dimasa-masa mendatang. Investasi produktif yang bersifat langsung tersebut harusdilengkapi dengan berbagai investasi penunjang yang disebut investasi“infrastuktur” ekonomi dan social. Di samping investasi yang bersifat langsungbanyak cara yang bersifat tidak langsung untuk menginvestasikan dana dalamberbagai jenis sumber daya. Di samping itu ada juga Investasi dalam pembinaansumber daya manusia dapat meningkatkan kualitas modal manusia, sehingga padaakhirnya akan membawa dampak posiyif yang sama terhadap manusia. Segenap kegiatan yang dijelaskan di atas merupakan bentuk-bentukinvestasi yang menjurus ke akumulasi modal. 
Produktivitas Tenaga Kerja dan Kemajuan Teknologi
PertumbuhanPenduduk dan Angkatan Kerja
Pertumbuhan penduduk da pertumbuhan angkatan kerja (yang terjadi beberapatahun kemudian setelah pertumbuhan pendududuk) secara tradisional dianggapsebagai salah satu factor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi. Jumlahtenaga kerja yang lebih besar berarti akan menambah jumlah tenaga produktif,sedangkan pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti meningkatkan ukuranpasar domesticnya. Meskipun demikian, kita masih mempertanyakan apakah begitucepatnya pertumbuhan penawaran angkatan kerja di Negara-negara berkembang(sehingga banyak diantara mereka yang mengalami kelebihan tenaga kerja)benar-benar akan memberikan dampak positif, atau justru negatif, terhadappembangunan ekonominya. Sebenarnya, hal tersebut (positif atau negativenyapertambahan penduduk bagi upaya pembangunan ekonomi) sepenuhnya tergantung padakemampuan sistem perekonimian yang bersangkutan untuk menyerap dan secaraproduktif memanfaatkan tambahan tenaga kerja tersebut. Adapun kemampuan itusendiri lebih lanjut dipengaruhi oleh tingkat jenis akumulasi modal dantersedianya input atau factor_faktor penunjang, seperti kecakapan manajerialdan administrasi.

Kemajuan Teknologi
Kemajuan teknologi (technological progress) bagi kebanyakan ekonommerupakan sumber pertumbuhan ekonomi yang paling penting. Dalam pengertiannyayang paling sederhana, kemajuan teknologi terjadi karena ditemukannya cara baruatau perbaikan atas cara-cara lamadalam menangani pekerjaan-pekerjaantradisional seperti kegiatan menanam jagung, membuat pakaian, atau membangunrumah. Kita mengenal tiga klasifikasi kemajuan teknologi, yaitu: kemajuanteknologi yang bersifat netral (neutral technological progress),kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja (labor-saving technologicalprogress), dan kemajuan teknologi yang hemat modal (capital-savingtechnological progress).
Kemajuan teknologi yang netral (neutral technolohical progress)terjadi apabila teknologi tersebut memungkinkan kita mencapai tingkat produksiyang lebih tinggi dengan menggunakan jumlah dan kombinasi faktor input yangsama. Inovasi yang sederhana, seperti pembagian tenaga kerja (semacamspesialisasi) yang dapat mendorong peningkatan output dan kenaikan konsumsimasyarakat adalah contohnya. Sementara itu, kemajuan teknologi dapatberlangsung sedemikian rupa sehingga menghemat pemakaian modal atau tenagakerja (artinya, penggunaan teknologi tersebut memungkinkan kita memperolehoutput yang lebih tinggi dari jumlah input tenaga kerja atau modal yang sama).Penggunaan komputer, mesin tekstil otomatis, bor listrik berkecepatan tinggi,traktor dan mesin pembajak tanah, dan banyak lagi jenios mesin serta peralatanmodern lainnya, dapat diklasifikasikan sebagai kemajuan teknologi yang hemattenaga kerja (labor-saving technological progress). Sedangkankemajuan teknologi hemat modal (capital-saving technologicalprogress) merupakan fenomena yang langka. Hal ini dikarenakan hampersemua penelitian dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan diNegara-negara maju dengan tujuan utama menghemat pekerja, dan bukan menghemat modal.Di Negara-negara dunia ketiga yang berlimpah tenaga kerja tetapi langka modal,kemajuan teknologi hemat modal merupakan sesuatu yang paling diperlukan.Kemajuan teknologi juga dapat meningkatkan modal atau tenaga kerja. Kemajaunteknologi yang meningkatkan pekerja (labor-augmenting technologicalprogress)  terjadi apabila penerapan teknologi tersebut mampumeningkatkan mutu atau ketrampilan angkatan kerja secara umum. Misalnya, denganmenggunakan videotape, televise, dan media komunikasi elektronik lainnya didalam kelas, proses belajar bias lebih lancar sehingga tingkat penyerapan bahanpelajaran juga menjadi lebih baik. Demikian pula halnya dengan kemajuanteknologi yang meningkatkan modal (capital-augmenting technologicalprogress). jenis kemajuan ini terjadi jika penggunaan teknologitersebut memungkinkan kita memanfaatkan barang modal yang ada secara lebihproduktif. Misalnya, penggunaan bajak kayu dengan bajak baja dalam produksipertanian.
Pertumbuhan Ekonomi dan Dampak Pertumbuhan Ekonomi
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara. Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi. Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
Perbedaan antara keduanya adalah pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input pada berbagai sektor perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan, sosial dan teknik.
Selanjutnya pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk meningkat dalam jangka panjang. Di sini terdapat tiga elemen penting yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi.
Pembangunan sebagai suatu proses
Pembangunan sebagai suatu proses, artinya bahwa pembangunan merupakan suatu tahap yang harus dijalani olehsetiap masyarakat atau bangsa. Sebagai contoh, manusia mulai lahir, tidak langsung menjadi dewasa, tetapi untuk menjadi dewasa harus melalui tahapan-tahapan pertumbuhan. Demikian pula, setiap bangsa harus menjalani tahap-tahap perkembangan untuk menuju kondisi yang adil, makmur, dan sejahtera.
Pembangunan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita
Sebagai suatu usaha, pembangunan merupakan tindakan aktif yang harus dilakukan oleh suatu negara dalam rangka meningkatkan pendapatan perkapita. Dengan demikian, sangat dibutuhkan peran serta masyarakat, pemerintah, dan semua elemen yang terdapat dalam suatu negara untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan. Hal ini dilakukan karena kenaikan pendapatan perkapita mencerminkan perbaikan dalam kesejahteraan masyarakat.
Peningkatan pendapatan perkapita harus berlangsung dalam jangka panjang
Suatu perekonomian dapat dinyatakan dalam keadaan berkembang apabila pendapatan perkapita dalam jangka panjang cenderung meningkat. Hal ini tidak berarti bahwa pendapatan perkapita harus mengalami kenaikanterus menerus. Misalnya, suatu negara terjadi musibah bencana alam ataupunkekacauan politik, maka mengakibatkan perekonomian negara tersebut mengalami kemunduran. Namun, kondisi tersebut hanyalah bersifat sementara yang terpenting bagi negara tersebut kegiatan ekonominya secara rata-rata meningkat dari tahun ke tahun.
Dampak Positif dan Negatif Pembangunan Ekonomi
Dampak Positif Pembangunan Ekonomi
Melalui pembangunan ekonomi, pelaksanaan kegiatan perekonomian akan berjalan lebih lancar dan mampu mempercepat proses pertumbuhan ekonomi.
Adanya pembangunan ekonomi dimungkinkan terciptanya lapangan pekerjaan yang dibutuhkan oleh masyarakat, dengan demikian akan mengurangi pengangguran.
Terciptanya lapangan pekerjaan akibat adanya pembangunan ekonomi secara langsung bisa memperbaiki tingkat pendapatan nasional.
Melalui pembangunan ekonomi dimungkinkan adanya perubahan struktur perekonomian dari struktur ekonomi agraris menjadi struktur ekonomi industri, sehingga kegiatan ekonomi yang dilaksanakan oleh negara akan semakin beragam dan dinamis.
Pembangunan ekonomi menuntut peningkatan kualitas SDM sehingga dalam hal ini, dimungkinkan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berkembang dengan pesat. Dengan demikian, akan makin meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dampak Negatif Pembangunan Ekonomi
Adanya pembangunan ekonomi yang tidak terencana dengan baik mengakibatkan adanya kerusakan lingkungan hidup.
Industrialisasi mengakibatkan berkurangnya lahan pertanian.
KESIMPULAN 
Pertumbuhan  Ekonomi di setiap negara berbeda - bedatergantung dari tingkat pendapatan per kapita suatu negara tersebut dantergantung dari berapa besar pendapatan / penghasilan dari penduudknya.  Jika pendapatan Negara itu tinggi makapertumbuhan ekonominya juga cepat tetapi sebaliknya jika pendapatan suatunegara itu di bawah rata – rata maka pertumbuhna ekonominya juga rendah.
Beberapaahli ekonomi mengemukakan pertumbuhan ekonomi dengan persepsi yang berbeda –beda. Seperti pada alitan klasik  an Neoklasik.  Sebagai contoh nya : RobertSolow mengemukakan pertumbuhan ekonomi merupakan rangkaian kegiatan yangbersumber pada manusia, akumulasi modal, pemakaian tekonologi modern dan hasil/ output. Dan masih banyak lagi tokoh – tokoh yang mengemukakan pertumbuhanekonomi dalam arti yang berbeda – beda.
Pertumbuhanekonomi pada zaman sekarang ini berdampak pada kehidupan penduduk suatu negara.Semuanya ini berpengaruh pada kesejahteran rakyat banyak. Oleh karena itunegara terus memajukan pendapatan negara dengan menaikkan harga – hargakebutuhan pokok seperti minyak yang katanya bisa menjadikan lebih baik tingkatperekonomian kita.
Sumber :
http://emilyaumil.blogspot.co.id/2014/11/fungsi-produksi-dan-fungsi-biaya.html
https://ardra.biz/ekonomi/ekonomi-mikro/teori-fungsi-produksi/
https://www.academia.edu/9894584/Fungsi_produksi_dan_fungsi_biaya
https://www.facebook.com/notes/muhammad-surya-anggara/makalah-pertumbuhan-ekonomi/639689346059647/
https://id.wikipedia.org/wiki/Pembangunan_ekonomi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar